Umpan Tiruan Untuk Ikan Kakap Putih – Memancing ikan kakap putih atau barramundi menjadi kepuasan tersendiri bagi para pemancing. Khususnya para pemancing ikan satu teknik paling ampuh dan jitu untuk menaklukkan ikan kakap putih yakni dengan teknik casting. Dimana teknik ini memungkinkan memancing dengan umpan tiruan lure.Umpan Tiruan Untuk Ikan Kakap Putih1. Rapala Clacking Minnow2. Topwater WTD3. Floating Stickbait4. Pencil Sinking5. Soft LureWarna Lure Untuk Ikan Kakap PutihDalam teknik casting barramundi, umpan tiruan yang digunakan harus tepat. Hal ini bertujuan untuk menarik perhatian ikan kakap putih agar mau menyambar umpan lure kakap putih harus yang paling ampuh dan jitu, karena ini bisa meningkatkan rasio strike. Lantas, apa saja umpan tiruan ikan kakap putih paling jitu? Simak di bawah yang paling menentu ketika casting kakap putih yakni penggunaan umpan tiruan. Meskipun sebenarnya, pemancing bisa menggunakan UMPAN IKAN KAKAP PUTIH alami yang juga cukup efektif untuk memancing ikan barramundi, namun lure casting dinilai lebih sebabnya mengapa banyak pemancing yang lebih melakukan casting menggunakan umpan tiruan. Adapun umpan tiruan untuk ikan kakap putih paling jitu yaitu sebagai Rapala Clacking MinnowUmpan tiruan pertama paling jitu untuk mancing barramundi yaitu Rapala Clacking Minnow. Jenis lure killer ini termasuk yang paling ampuh dan jitu untuk casting ikan kakap Clacking Minnow cocok digunakan untuk casting kakap putih dengan kondisi air hijau bening sampai kehijauan. Maka dari itu, lure minnow ini sangat Topwater WTDJenis lure selanjutnya yaitu Topwater WTD. Jenis umpan killer satu ini banyak digunakan pemancing profesional untuk casting kakap putih di semua kondisi, baik malam ataupun siang WTD memiliki gerakan cepat di atas permukaan dengan gerakan zigzag, sehingga akan menarik perhatian ikan kakap putih untuk menyambar umpan tiruan satu Floating StickbaitUmpan tiruan berikutnya ialah Floating Stickbait, merupakan salah satu lure killer top water. Jenis umpan tiruan ini sebenarnya memiliki action seperti lure Topwater itu, bentuknya menyerupai jenis lure pencil dan ukurannya pendek menjadi daya tarik tersendiri lure ini untuk menarik perhatian barramundi menyambar Pencil SinkingUmpan tiruan paling jitu untuk casting barramundi selanjutnya yaitu pencil sinking. Lure ini memiliki bentuk menyerupai mangsa asli dari ikan kakap putih atau bentuk, warna dari jenis lure ini juga seperti aslinya serta bisa tenggelam sekitar 1-3 meter. Dengan bentuk dan warna seperti mangsa aslinya, membuat lure ini disukai Soft LureUmpan tiruan paling umum digunakan untuk casting kakap putih di air tawar ialah soft lure. Umpan tiruan ini punya bentuk menyerupai makanan asli kakap putih itu, lure ini juga dibuat dari bahan dasar karet yang kenyal dan lunak serta ekornya bisa bergerak seperti ikan asli membuat ikan kakap putih sangat tertarik untuk Lure Untuk Ikan Kakap PutihSelain jenis umpan tiruan, warna umpan tiruan juga cukup penting. Dimana pemilihan warna umpan tiruan untuk ikan kakap putih harus disesuaikan berdasarkan kondisi air sangat berpengaruh terhadap warna umpan tiruan itu sendiri. Adapun tipe ampuh untuk memilih warna umpan tiruan ikan kakap sesuai kondisi air yakni sebagai kondisi air spot casting kakap putih jernih, sebaiknya gunakan warna umpan tiruan agak gelap seperti hitam, biru malam serta kondisi air spot casting agak keruh, dianjurkan untuk menggunakan umpan tiruan berwarna terang seperti silver, orange, hijau itu, ada juga warna umpan tiruan yang bisa digunakan di segala kondisi yakni umpan tiruan yang memiliki 2 warna sekaligus, contohnya merah putih cocok untuk air jernih dan ingin mendapatkan hasil banyak, maka memancinglah ketika bulan musim ikan kakap putih. Bulan paling cocok untuk mancing kakap putih yakni ketika bulan sudah benar-benar gelap atau bisa juga setengah gelap half moon, karena nafsu makan kakap putih memancing pada saat keadaan bulan sedang terang full moon, karena pada bulan ini nafsu ikan kakap putih berkurang, baik itu pada siang hari maupun malam itulah informasi lengkap dari terkait umpan tiruan untuk ikan kakap putih paling jitu. Demikianlah informasi dari kami, semoga ulasan di atas membantu Anda.
Wedid not find results for: Bulan musim ikan kakap putih. Check spelling or type a new query. Check spelling or type a new query. Bulan musim ikan kakap putih. Maybe you would like to learn more about one of these? We did not find results for: Source: 3.bp.blogspot.com.
Ikan kakap putih atau dalam bahasa ilmiahnya Lates calcalifer merupakan komoditas perikanan yang memiliki nilai ekonomi tinggi yang cukup laris di pangsa pasar. Dalam perdagangan internasional dikenal dengan nama giant seaperch, white seabass, seabass atau barramundi. Permintaan ikan kakap putih cukup tinggi karena ikan ini memiliki daging yang tebal dan putih, sedikit tulang serta enak dan gurih sehingga ikan ini cukup diminati oleh konsumen. Ikan kakap ini disebut kakap putih karena warna tubuhnya berwarna putih keperakan yang mendominasi terutama pada bagian perutnya. Kakap putih memiliki bentuk memanjang agak pipih yang memiliki ukuran panjang yang dapat mencapai 170 cm dan berat lebih dari 50 kg. Penyebaran ikan kakap putih Kakap putih merupakan organisme laut yang dapat hidup di air tawar yang ditemukan di berbagai habitat perairan yang bersubstrat lumpur ataupun pasir. Ikan ini memiliki wilayah penyebaran yang sangat luas. Penyebaran ikan ini yaitu mulai dari Lautan Teduh dan Samudera Hindia yang meliputi perairan sekitar Australia, Papua Nugini, Filipina. Cina, Vietnam, Thailand, Indonesia, India dan sekitar Laut Merah. Distribusi ikan kakap putih terdapat di seluruh wilayah pesisir Indonesia, wilayah Pasifik Barat dari tepi timur Teluk Persia ke China ,Taiwan selatan, Jepang selatan, ke Papua Nugini , dan Australia bagian utara, di barat Australia , dan dapat ditemukan di sungai serta di sepanjang pantai dari Teluk Exmouth ke Wilayah perbatasan Utara. Ikan kakap putih merupakan jenis ikan euryhaline, yaitu organisme yang dapat beradaptasi dengan kadar salinitas dan ikan ini juga termasuk ampidromus air tawar yaitu organisme asli dari laut yang bermigrasi dari air laut ke air tawar hanya untuk mencari makanan demi menunjang kakap putih dikenal sebagai predator yang memangsa ikan kecil, udang, cumi ataupun organisme air lainnya. Buidadaya ikan kakap putih Ikan kakap putih akan memijah di laut yang dalam setelah mujim hujan sekitar bulan April sampai sebelum musim hujan sekitar bulan Oktober. Pemijahan kakap putih di alam terjadi saat bulan purnama bulan terang hingga 6 hari berikutnya, ketika air mulai surut yaitu pada pukul malam hari. Kemudian benih kakap yang berumur sekitar 3 bulan akan menyebar di perairan pantai, payau kawasan mangrove sampai ke badan sungai air tawar untuk mencari makanan. Permintaan terhadap kakap putih yang laris pada pangsa pasar maka mengakibatkan peningkatan jumlah penangkapan yang hampir over-fishing. Oleh karena itu, untuk mencegah terjadinya over-fishing yang dapat mengancam kehidupan ikan kakap putih di alam, maka sistem budidaya merupakan solusi yang terbaik. Sehingga saat ini, produksi kakap putih terbesar yaitu produksi hasil panen dari usaha budidaya kakap putih tersebut. Walaupun sektor penangkapan juga masih menyumbang total produksi kakap putih di Indonesia, namun tidak sebesar jumlah yang disumbangkan oleh sektor budidaya. Ikan kakap putih Indonesia Produksi kakap putih di Indonesia masih 8000 ribu ton yang terus ditingkatkan oleh KKP dengan program pemberian benih unggul kakap putih untuk meningkatkan usaha budidaya kakap putih di Indonesia. Namun produksi kakap putih pada tahun 2016 tidak sampai 2 ribu ton, padahal potensi yang dimiliki Indonesia berada di kisaran juta ton. Sehingga pada tahun 2017 ini, KKP Indonesia melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya mencanangkan program budidaya Keramba Jaring Apung KJA lepas pantai sebagai upaya mengoptimalkan potensi lahan budidaya perikanan yang ada di Indonesia. KKP akan melakukan modernisasi teknologi pada pada budidaya laut lepas pantai atau lebih dikenal dengan KJA offshore yang mengadaptasi teknologi yang selama ini diterapkan oleh Norwegia. Ikan yang digunakan dalam program tersebut adalah ikan kakap putih karena ikan ini mudah dibudidayakan dan memiliki pangsa pasar ekspor yang lebih luas. Pasaran ekspor kakap putih dalam bentuk segar atau pun beku terbuka untuk USA, Uni Eropa, Australia, dan Asia.
Ikankakap putih steak di Tokopedia ∙ Promo Pengguna Baru ∙ Pasti Ori ∙ Garansi 7 Hari ∙ Cicilan 0% ∙ Kurir Instan.
Bagaimana Cara Pemijahan Ikan Kakap Putih Untuk Pemula? Ikan kakap adalah salah satu jenis ikan karnivora yang memakan hewan yang ukurannya jauh lebih kecil dari tubuhnya. Cara Pemijahan Ikan Kakap Putih Untuk Pemula Secara umum jenis ikan ini habitatnya di daerah perairan peralihan seperti daerah hitan mangrove yang terletak di pinggiran pantai. Ia juga mampu hidup didaerah perairan laut, payau atau pun tawar. Mestipun kita ketahui bahwa kakap laut ukurannya jauh lebih besar, namun kakap yang hidup di air tawar akan jauh lebih mudah dalam membudidayakannya. Proses budidaya ikan kakap salah satunya ikan kakap putih sangat mudah kita jumpai di indonesia bahkan di semua wilayah ada budidaya ini. Keuntungan yang dihasilkan dari budidaya ini sangat menjanjikan. Proses budidayanya tidaklah sulit dan pemeliharannya tidak membutuhkan modal yang besar sehingga bisa menguntungkan para pelaku budidaya. Baca Juga Taksonomi Ikan Kakap Putih cara pemijahan ikan kakap putih guna memperoleh hasil produksi benih secara kuantitas. Sebaiknya induk jantan yang dipilih adalah induk yang berukuran 2 – 10 kg dengan kandungan sperma 5 – 15 ml dan induk betina berukuran 3 kg dengan produksi telur sekitar 1 – 1,5 juta telur. Pemilihan habitat dan lokasi pemeliharan Sebelum melakukan proses pemijahan yang harus diperhatikan adalah pemilihan habitat dan lokasi pemeliharaan. Secara umum ikan kakap sangat toleransi terhadap salinitas yang sangat tinggi. Ikan kakap puti dapat tumbuh baik dengan segala jenis air. Tempat pemeliharaan atau pemijahan bis amenggunakan kolam tambak, dan bahkan dipinggir pantai. Teknik pemijahan induk ikan kakap Proses ini membutuhkan 2 orang yang mana 1 orang memegang ikan kakap jantan ataupun betina dan yang satu bagian yang mengeluarkan sperma ataupun telur. Pemijahan dilakukan menggunakan ibu jari atau telunjuk dengan arah dari perut bagian depan hingga belakang secara perlahan. Anda harus menampung hasil pijahan pada sebuah wadah. Cara pembuahan Segera campur secara rata sperma dan telur pada sebuah wadah dengan bahan yang lunak dan halus dan teteskan sedikit demi sedikit air pada saat pengadukan. Perawatan telur Ketika telur sudah dibuahi maka simpan pada plastik vinyl yang telah diberi air garam berkadar 28 – 32 permil. Masukkanlah mereka pada bak penetasan dengan suhu 28 -29 derajat celcius. Mereka akan menetas selama 12 jam jika suhu sekitar 30 derajat celcius dan menetas sekitar 17 jam jika suhu lebih rendah. Pemeliharaan larva Larva berumur 24 jam mulai mengalami pigmentasi mata, 26 jam proses pigmentasi berakhir dan larva menetas. Setelah Meta selama 30 jam mulut larva terbuka penuh, 42 jam kuning telur terserap habis begitu juga tetasan minyak larva akan habis setelah 80 jam. Titik kritis hidup larva terjadi setelah 93 jam, saat ini pasokan makan telah habis, maka perlu diberi pakan yang mengandung nutrisi seimbang dengan kebutuhan dan ukurannya. Biasanya diberi zooplanton seperti kutu air Rotifera sebanyak 30 ml per individu, dan berilah artemia salin sekitar 5 ml per individu setelah 10 hari. Pemijahan dalam bak mandi Calon induk pemijahan ikan kakap sebaiknya memiliki berat sekitar 3,5 kg. Pilih induk jantan yang berusia 2 – 4 tahun untuk menghasilkan sperma dan induk betina yang berusia 3 – 4 tahun untuk menghasilkan telur. Namun jika menginginkan hasil yang lebih baik, pilihlah induk yang berusia lebih tua. 1 bulan menjelang pemijahan pindahkan induk betina dan jantan pada bak dengan perbandingan 1 1 , namun dalam 1 bak bisa di isi 5 – 10 pasang. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan larva adalah sebagai berikut Kondisi air Gunakan air laut dengan mutu baik, kadar garam sekitar 30 permil dan airnya mengalir. Gantilah air sebanyak 80 % setiap harinya dengan air laut baru. Pemberian pakan Pakan yang diberikan bisa ikan rucah lemuru atau teri dengan perbandingan 1% dari berat badan induk ikan. Pakan diberikan sekali sehari setelah kepala dipotong dan dibersihkan. Sering terjadi ikan yang harusnya memijah tapi mereka belum memijah, sehingga perlu dipacu dengan pematangan gonat yang di suntik hormon, tapi pastikan kematangan induk, cara, dosis dan waktunya benar. Induk betina harus memiliki ukuran diameter telur 0,8 mm dan induk jantan harus memiliki sperma jika diastripping. Dalam waktu 36 jam ikan akan memijah, jika masih belum memijah maka suntuklah 48 jam setelah suntikan pertama dan lakukan pada pukul 8 – 9 pagi pada bagian dorsal tutup insang atau di bawah duri punggung keras kedua. Demikianlah ulasan singkat mengenai Cara Pemijahan Ikan Kakap Putih Untuk Pemula. Semoga bisa dimanfaatkan guna mendapatkan hasil yang jauh lebih baik. Baca Juga Jenis Ikan Kakap Yang Dapat Dibudidayakan
putih(Lates calcarifer), sedangkan hasil tangkapan sampingan terdiri dari Ikan Barakuda ( Sphyraena sp.), Talang ( Chorinemus tala ), Rajungan ( Portunus pelagcus ), dan Kepiting( Scylla sp).
Intisari Penelitian mengenai aspek reproduksi ikan Kakap putih L. calcarifer Block di Perairan Terusan Dalam kawasan Taman Nasional Sembilang Pesisir Kabupaten Banyuasin telah dilakukan pada bulan Maret sampai Juni 2012. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aspek reproduksi ikan Kakap putih L. calcarifer Block yang meliputi hubungan panjang-berat, rasio kelamin, tingkat kematangan gonad TKG, indeks kematangan gonad IKG, fekunditas dan diameter telur. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan alat tang-kap jaring tangsi yaitu jaring dengan mata jala berdiameter 3-4 inchi dan berukuran 100-500 meter yang dipa-sang menutupi sebagian perairan sepanjang aliran sungai dengan tinggi jaring berkisar antara 5-15 m dengan sistem pemasangan zigzag. Jumlah ikan Kakap putih yang diperoleh dari bulan Maret sampai bulan Juni ber-jumlah 31 ekor. Pola pertumbuhan ikan Kakap putih L. calcarifer Block bersifat allometrik negatif. Ikan Kakap putih L. calcarifer Block termasuk ikan hermaprodit protandri yaitu sifat perubahan kelamin dari jantan men-jadi betina. Tidak ditemukan ikan Kakap putih berjenis kelamin betina. Tingkat kematangan gonad TKG ikan Kakap putih L. calcarifer Block berdasarkan sampel dikelompokkan menjadi TKG I, II, dan III dengan kisaran indeks kematangan gonad IKG antara 0,0012 % sampai 0,006 %. Kata kunci Ikan Kakap putih, Perairan Terusan Dalam, Taman Nasional Sembilang, Reproduksi. Abstract The research about the aspect of White Snapper fish reproduction Lates calcarifer Block in Terusan Dalam Sembilang National Park Coast of Banyuasin had been carried out in March to June 2012. This research aimed to determine the reproduction aspect of White Snapper fish L. calcarifer Block which covered the lenght-weight relationship, sex ratio, maturity level of the gonads and gonad maturity index. The sampling was carried out using tangsi net with a mesh size 3-4 inches in diameter and 100-500 meters in lenght were installed to cover most of the waters along the river to the height of the nets ranged from 5-15 m with a zigzag mounting system installation measuring. The sampling was conducted from March to June and obtained 31 fishes. The results of this research showed that the growth pattern of White Snapper fish L. calca-rifer Block was negative allometric. White Snapper fish Block was included protandri hermaprodite fish that was the changing nature of male to female sex. The female sex of White Seabass were not founded. Gonad maturity level of White Snapper fish Block based on the samples were grouped into I, II and III of gonad maturity level, with a range of gonad maturity index 0,0012 % to 0,006 %. Kata kunci Ikan Kakap putih, Perairan Terusan Dalam, Taman Nasional Sembilang, Reproduksi. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Volume 18 Nomor 1 Januari 2016 © 2016 JPS MIPA UNSRI 18101-1 Aspek Reproduksi Ikan Kakap Putih Lates calcarifer Block di Perairan Terusan Dalam Kawasan Taman Nasional Sembilang Pesisir Kabupaten Banyuasin Moh. Rasyid Ridho dan Enggar Patriono Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya Intisari Penelitian mengenai aspek reproduksi ikan Kakap putih L. calcarifer Block di Perairan Terusan Dalam kawasan Taman Nasional Sembilang Pesisir Kabupaten Banyuasin telah dilakukan pada bulan Maret sampai Juni 2012. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aspek reproduksi ikan Kakap putih L. calcarifer Block yang meliputi hubungan panjang-berat, rasio kelamin, tingkat kematangan gonad TKG, indeks kematangan gonad IKG, fekunditas dan diameter telur. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan alat tang-kap jaring tangsi yaitu jaring dengan mata jala berdiameter 3-4 inchi dan berukuran 100-500 meter yang dipa-sang menutupi sebagian perairan sepanjang aliran sungai dengan tinggi jaring berkisar antara 5 - 15 m dengan sistem pemasangan zig-zag. Jumlah ikan Kakap putih yang diperoleh dari bulan Maret sampai bulan Juni ber-jumlah 31 ekor. Pola pertumbuhan ikan Kakap putih L. calcarifer Block bersifat allometrik negatif. Ikan Kakap putih L. calcarifer Block termasuk ikan hermaprodit protandri yaitu sifat perubahan kelamin dari jantan men-jadi betina. Tidak ditemukan ikan Kakap putih berjenis kelamin betina. Tingkat kematangan gonad TKG ikan Kakap putih L. calcarifer Block berdasarkan sampel dikelompokkan menjadi TKG I, II, dan III dengan kisaran indeks kematangan gonad IKG antara 0,0012 % sampai 0,006 %. Kata kunci Ikan Kakap putih, Perairan Terusan Dalam, Taman Nasional Sembilang, Reproduksi. Abstract The research about the aspect of White Snapper fish reproduction Lates calcarifer Block in Terusan Dalam Sembilang National Park Coast of Banyuasin had been carried out in March to June 2012. This research aimed to determine the reproduction aspect of White Snapper fish L. calcarifer Block which covered the lenght-weight relationship, sex ratio, maturity level of the gonads and gonad maturity index. The sampling was carried out using tangsi net with a mesh size 3-4 inches in diameter and 100-500 meters in lenght were installed to cover most of the waters along the river to the height of the nets ranged from 5-15 m with a zig-zag mounting system installation measuring. The sampling was conducted from March to June and obtained 31 fishes. The results of this research showed that the growth pattern of White Snapper fish L. calca-rifer Block was negative allometric. White Snapper fish Block was included protandri hermaprodite fish that was the changing nature of male to female sex. The female sex of White Seabass were not founded. Gonad maturity level of White Snapper fish Block based on the samples were grouped into I, II and III of gonad maturity level, with a range of gonad maturity index 0,0012 % to 0,006 %. Keywords White Snapper fish, Terusan Dalam Waters, Sembilang National Park, Reproduction. Email rasyid_mr 1 PENDAHULUAN umatera Selatan memiliki keanekaragaman jenis ikan yang tinggi. Hasil penelitian Ondara et al., 1987 menunjukkan sebanyak 90 jenis ikan dari 53 marga, 22 suku dan 11 bangsa telah teridentifikasi di Sumatera Selatan. Sebagian besar jenis ikan tersebut merupakan ikan air tawar Patriono & Aryani 2001 1. Ikan merupakan salah satu organisme yang mendiami hampir seluruh lapisan perairan. Sebagai organisme yang paling banyak dikonsumsi manusia, ikan menjadi sangat penting di dalam dunia perikanan. Ikan Kakap putih Lates calcarifer Block atau lebih dikenal dengan nama lokal Seabass atau Baramundi merupakan jenis ikan yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, baik untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri maupun luar negeri. Dipasaran harga ikan ini bisa mencapai Rp. per kg. Ikan Kakap putih Lates calcarifer Block merupakan ikan yang mempunyai toleransi yang cukup besar terhadap kadar garam euryhaline dan merupakan ikan katadromous dibesarkan di air tawar dan kawin di lautt serta termasuk kedalam ikan karnivor Febianto 2007 4. Ikan akan bereproduksi sebagai upaya untuk melestarikan jenisnya. Adanya kegiatan penangka- Rasyid & Enggar/Aspek Reproduksi Ikan Kakap … JPS No. 1 Jan. 2016 18101-2 pan ikan Kakap putih secara terus menerus oleh para nelayan, akan mengakibatkan penurunan populasi ikan tersebut karena ikan yang tertangkap oleh nelayan terdiri dari berbagai ukuran sehingga dapat mempengaruhi kelestarian stok yang terdapat di alam. Perairan Terusan Dalam merupakan perairan yang berada dikawasan Taman Nasional Sembilang dan secara geografis termasuk Desa Tanah Pilih terletak di sekitar muara Sungai Benu yang berbatasan dengan Propinsi Jambi. Salah satu potensi sumber daya di kawasan perairan Terusan Dalam adalah ikan. Terdapat banyak jenis ikan di kawasan perairan Terusan Dalam, salah satunya adalah ikan Kakap Putih. Kawasan perairan Taman Nasional Sembilang sebagian besar terdiri dari habitat muara estuari dan terletak di pesisir timur Provinsi Sumatera Selatan, sehingga masukan air laut lebih dominan dibanding air tawar serta memiliki sentra perikanan tangkap dengan dinamika kadar salinitas lebih tinggi Gaffar & Fattah 2006. Secara geografis kawasan Taman Nasional Sembilang berada pada 104014’-104054’BT dan 1053’- 2027’LS serta Taman Nasional Sembilang termasuk ke dalam Kawasan Lindung Nasional dengan luas ± ha Balai TN. Sembilang & Departemen Kehutanan 2008 1. 2 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2012. Lokasi pengukuran kualitas air dan pengambilan ikan Kakap putih dilakukan di Perairan Terusan Dalam Kawasan Taman Nasional Sembilang Kecamatan Banyuasin II, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. Identifikasi dan analisis aspek reproduksi ikan Kakap putih dilakukan di Laboratorium Taksonomi Hewan Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Indralaya. Alat dan Bahan Alat yang digunakan adalah alat tulis, dissecting set, DO meter, ember, jaring tangsi, kamera, kantong plastik, karet gelang, kertas label, kertas saring, ice box, mikroskop, papan untuk bedah, petri disk, pH meter, pipet tetes, penggaris, refraktometer, sarung tangan, secchi disk, termometer, timbangan analitik dan timbangan per kg serta tissue. Sedangkan bahan yang dibutuhkan adalah air, larutan Gilson alkohol 60%, air, asam nitrit, asam asetat glasial dan mercuri chlorida dan hasil tangkapan ikan Kakap Putih yang berasal dari perairan Terusan Dalam kawasan Taman Nasional Sembilang. Cara Kerja 1. Pengambilan Sampel Ikan Pengambilan sampel ikan dengan menggunakan jaring tangsi dengan sistem pemasangan zig-zag dengan jaring berukuran 100-500 meter dengan mata jala berdiameter 3-4 inchi yang dipasang menutupi sebagian perairan sepanjang aliran sungai dengan tinggi jaring berkisar antara 5 - 15 m yang dipasang pada sore hari dan diangkat pada pagi harinya. Gambar 1. Pemasangan Jaring Tangsi dengan metode zig-zag Ikan hasil tangkapan dihitung jumlahnya, diukur panjang total ikan, panjang standar ikan, difoto, ditimbang berat tubuh ikan, dicek jenis kelamin, dan secara morfologi, dibedah, dilihat TKG-nya, diambil gonadnya, kemudian diawetkan di dalam larutan gilson. 2. Pengukuran Kualitas Air Parameter fisika dan kimia perairan yang diamati meliputi suhu air, kecerahan, pH, salinitas, dan DO 3. Parameter Pengamatan Parameter pengamatan meliputi hubungan panjang-berat, rasio kelamin, tingkat kematangan gonad TKG, indeks kematangan gonad IKG, fekunditas, dan diameter telur dengan menggunakan analisis regresi pada perangkat lunak Excel. Hubungan Panjang dengan Berat Ikan Hubungan panjang dengan berat dianalisis menggunakan rumus Hile 1963 dalam Effendie 2002 97, yaitu dengan W = berat tubuh ikan gr, L = Panjang total ikan mm, a = intercept perpotongan kurva hubungan panjang-berat dengan sumbu y, dan b = slope kemiringan. Nilai b yang didapat dari persamaan tersebut akan menunjukkan pola pertumbuhan isometrik atau allometrik. Pola pertumbuhan isometrik kalau Rasyid & Enggar/Aspek Reproduksi Ikan Kakap … JPS No. 1 Jan. 2016 18101-3 b = 3, yang berarti pertumbuhan ikan seimbang antara pertumbuhan panjang dengan pertumbuhan beratnya. Tetapi jika nilai b 3 maka pertambahan beratnya lebih cepat dari pertamba-han panjangnya allometrik positif. Rasio Kelamin Rasio kelamin dihitung dengan rumus Ket M = jumlah ikan jantan ekor, dan F = jumlah ikan betina ekor Untuk menganalisis perbandingan jenis kelamin ikan contoh dilakukan uji Chi–kuadrat χ2 Effendie 1979 sebagai berikut Ket oi = frekuensi ikan jantan dan betina ke-i yang diamati, ei = frekuensi harapan yaitu frekuensi ikan jantan + frekuensi ikan betina dibagi dua, dan x2 = nilai peubah acak x2 yang sebaran penarikan contohnya mendekati sebaran Chi-kuadrat. Tingkat Kematangan GonadTKG Pengamatan TKG ditentukan secara morfologi berdasarkan analisis ukuran, bentuk, warna, butiran minyak dan pengisian dalam rongga perut Effendie 2002 8. Indeks Kematangan Gonad IKG Menurut Effendie 1979 36, pengukuran indeks kematangan gonad dihitung dengan cara memban-dingkan berat gonad terhadap berat tubuh ikan dengan rumus dengan IKG = Indeks kematangan gonad %, Bg = Berat gonad g, dan Bt = Berat tubuh g Fekunditas Menurut Effendie 200244 menghitung fekunditas dengan menggunakan rumus sebagai berikut dengan F = fekunditas butir, G = berat gonad g, V = isi pengenceran 100 ml, Q = telur contoh 1 g, dan X = Jumlah telur tiap ml, Diameter Telur Pengamatan diameter telur dilakukan pada tiga bagian dari gonad untuk melihat perbedaan sebaran ukurannya, yaitu lapisan posterior, anterior, dan median sebagai gonad contoh. Masing-masing bagian gonad contoh tersebut diambil butir telurnya dengan jumlah total 150 butir telur, setelah itu diamati menggunakan mikroskop yang telah dilengkapi dengan mikrometer okuler whiple grade. 3 HASIL Hasil Pengukuran Panjang &Berat Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksa-nakan, jumlah ikan Kakap Putih Lates calcarifer Block yang diperoleh selama 4 bulan yaitu dari bulan Maret sampai bulan Juni 2012 di perairan Sungai Terusan Dalam Kawasan Taman Nasional Sembilang didapatkan sampel ikan berjumlah 31 ekor. Ikan yang diperoleh mempunyai ukuran panjang berkisar antara 19 cm sampai dengan 50 cm disajikan pada Gambar 2 di bawah ini Gambar 2. Grafik panjang dan berat tubuh ikan Kakap Putih Lates calcarifer Block. Pada grafik terlihat panjang ikan yang diperoleh berkisar antara 19,3 cm hingga 50 cm dan jumlah ikan terbanyak berada pada ukuran panjang berkisar antara 35,1 - 50 cm. Ikan Kakap Putih Lates calcarifer Block terpanjang yang diperoleh beru-kuran 50 cm sesuai dengan ketentuan pengambilan sampel penelitian. Panjang tubuh ikan Kakap Putih Lates calcarifer Block dipengaruhi oleh habitat perairannya, karena berdasarkan hasil penelitian panjang rata-rata ikan berkisar antara 20-50 cm. Hal ini jauh berbeda dengan habitat perairan payau di muara sungai didapatkan ikan Kakap putih berukuran ± 90 cm dengan berat 10 kg. Tidak jauh berbeda dengan pendapat Djamali 1997 146 yang menya-takan bahwa ikan Kakap Putih menyukai perairan pantai yang dipengaruhi oleh aliran sungai. Rasyid & Enggar/Aspek Reproduksi Ikan Kakap … JPS No. 1 Jan. 2016 18101-4 Hubungan Panjang dengan Berat Hasil analisis panjang berat ikan Kakap Putih Lates calcarifer Block didapatkan bahwa pertumbuhan ikan Kakap Putih bersifat allometrik negatif yaitu po-la pertumbuhan yang berarti pertambahan pan-jangnya lebih cepat dari pada pertambahan berat-nya dengan nilai b adalah 2,92 seperti disajikan pada Gambar 3 sebagai berikut Gambar 3. Grafik Hubungan panjang dan berat ikan Kakap Putih Lates calcarifer Block Pola pertumbuhan ikan dapat diketahui dengan melakukan analisis hubungan panjang berat ikan. Hubungan ini dapat menerangkan pertumbuhan ikan, kemontokan dan perubahan lingkungan. Richter 2007 & Blackweel 2000 menyebutkan bahwa pengukuran panjang-berat ikan bertujuan untuk mengetahui variasi berat dan panjang tertentu dari ikan secara individual atau kelompok-kelompok dan kondisi fisiologis termasuk perkembangan gonadnya. Tingkat Kematangan GonadTKG Tingkat kematangan gonad ikan Kakap putih L. cal-carifer Block jantan ditentukan melalui pengamatan secara morfologi. Pengamatan morfologi TKG ikan jantan berbeda dengan ikan betina. Menurut Effen-die 1979 28, bahwa untuk ikan betina yang di-amati adalah bentuk, ukuran, warna, kehalusan, pengisian ovarium dalam rongga tubuh serta uku-ran, kejelasan bentuk dan warna telur dalam ova-rium. Sedangkan untuk ikan jantan yang diamati adalah bentuk, ukuran, warna dan pengisian testis dalam rongga tubuh serta keluar tidaknya cairan dari testis keadaan segar. Tingkat kematangan gonad ikan Kakap Putih L. calcarifer Block berdasarkan sampel dapat dike-lompokkan dalam tingkat kematangan gonad I, II dan III Tabel 1. Tabel 1. Jumlah ikan Kakap putih L. calcarifer Block pada tiap tingkat kematangan gonad yang diperoleh se-lama penelitian beserta kisaran berat tubuh dan panjang total Pada Tabel 1 terlihat bahwa sebanyak 31 individu ikan Kakap putih Block jantan dapat dikelompokkan dalam tingkat kematangan gonad I, II dan III. TKG I berjumlah 12 individu dengan kisa-ran berat tubuh 90 - 450 g dan kisaran panjang total 19,3 – 33,4 cm. TKG II terdapat 13 individu dengan kisaran berat tubuh 370 - 720 g dan kisaran panjang total 32 – 38,8 cm. Pada TKG III, terdapat 6 individu dengan kisaran berat tubuh 830 - 1300 g dan kisaran panjang total 41,7 - 50 cm, sedangkan TKG IV tidak didapatkan. Pada Tabel 1 menunjukkan bahwa jenis kelamin dan tingkat kematangan gonad ikan Kakap putih L. calcarifer Block yang diamati kurang bervariasi. Ikan berkelamin jantan diperoleh jantan tingkat 1, 2 dan tingkat 3. Berikut ciri-ciri tingkat kematangan gonad ikan Kakap putih L. calcarifer Block Gonad jantan ikan Kakap putih L. calcarifer Block tidak jauh berbeda dengan gonad ikan jantan pada umumnya. Gonad jantan ikan Kakap putih Block seperti benang pada seluruh bagian gonadnya. Gonad jantan tingkat 1 memiliki ukuran sangat kecil, pipih dan berwarna kelabu sehingga perlu ketelitian tinggi untuk dapat melihatnya. Gambar 6. Gonad ikan Kakap putih Block jantan tingkat 1 Gonad jantan tingkat 2 pada ikan Kakap putih L. calcarifer Block tidak jauh berbeda dengan gonad tingkat 1. Bentuknya sama dengan gonad pada tingkat 1, namun ukurannya agak sedikit lebih besar dan panjang. Warna gonad jantan tingkat 2 juga sedikit lebih putih susu. Rasyid & Enggar/Aspek Reproduksi Ikan Kakap … JPS No. 1 Jan. 2016 18101-5 Gambar 7. Gonad ikan Kakap putih Block jantan tingkat 2 Gonad jantan tingkat 3 pada ikan Kakap putih L. calcarifer Block sudah cukup jelas terlihat. Bentuknya memanjang, warnanya putih susu dan telah terisi sedikit oleh sperma. Gambar gonad jantan ikan Kakap putih Block jantan tingkat 3 tercantum pada Gambar 8 di bawah ini. Gambar 8. Gonad ikan Kakap Putih Lates calcarifer Block jantan tingkat 3 Tidak ditemukannya ikan Kakap putih kelamin jantan tingkat 4, dikarenakan pada 31 sampel ekor ikan yang didapatkan ciri-ciri yang menunjukan kematangan gonad tingkat 4 tidak ada. Ciri-ciri tersebut meliputi bentuknya memanjang, warnanya putih susu dan telah terisi penuh oleh sperma. Pada saat ikan dalam kondisi segar, keluar cairan sperma dari testisnya. Menurut Tang dan Affandi 1999 selama proses reproduksi, sebagian besar hasil metabolisme tertuju pada perkembangan gonad. Umumnya berat gonad pada ikan betina adalah 10-25 % sedangkan pada ikan jantan adalah 5-10%. Faktor umur, ukuran serta faktor lingkungan yang dominan mempengaruhi perkembangan gonadnya seperti suhu dan makanan, selain itu adalah periode cahaya fotoperiode dan musim Scott, 1979. Periode penyinaran yang rendah dan suhu yang tinggi dapat mempercepat pematangan gonad. Indeks Kematangan Gonad IKG Nilai IKG ikan Kakap Putih yang didapatkan diterangkan pada Tabel 2 di bawah ini. Tabel 2. Indeks Kematangan Gonad ikan Kakap Putih Lates calcarifer Block 0,0011-0,006 0,0012-0,007 0,006-0,008 - Pada Tabel 2 terlihat bahwa nilai IKG ikan Kakap Putih Lates calcarifer Block pada penelitian ini ber-kisar antara 0,006% sampai 0,0012%. Indeks kema-tangan gonad IKG erat kaitannya dengan tingkat kematangan gonad TKG. Menurut Effendie 2002 Indeks kematangan gonad dapat mengetahui peru-bahan dalam gonad secara kuantitatif. Pertumbuhan IKG berbanding lurus dengan TKG, artinya semakin tinggi nilai TKG maka semakin tinggi juga nilai IKG. IKG akan semakin meningkat nilainya dan akan mencapai nilai batas maksimum pada saat akan ter-jadi pemijahan dan akan menurun setelah ikan sele-sai memijah. Rasio Kelamin, Fekunditas dan Diameter Telur Sistem reproduksi Ikan Kakap Putih Lates calcarifer Block termasuk hermaprodit. Ikan dikatakan her-maprodit apabila gonad ikan mempunyai jaringan jantan dan jaringan betina atau dapat dikatakan ikan yang menghasilkan spermatozoa dan ovum. Untuk membedakan jenis kelamin ikan Kakap Putih Lates calcarifer Block cukup sukar sekali, kecuali pada musim pemijahan. Sistem reproduksi ikan Kakap Putih Lates calca-rifer Block dapat mengalami perubahan kelamin dari jantan menjadi betina yang disebut “protandry hermaprodit”. Hasil penelitian ini tidak ditemukan ikan Kakap Putih Lates calcarifer Block berjenis ke-lamin betina hal ini dipengaruhi oleh faktor ukuran dan berat tubuh ikan serta habitat atau kondisi pe-rairannya, karena 31 sampel ikan yang didapatkan panjang tubuh maksimal ikan 50 cm dengan berat tubuh maksimal 1300 gr atau sama dengan 1,3 kg. Menurut Ghufran 2010 75 ikan Kakap Putih akan mengalami perubahan jenis kelamin menjadi betina terjadi pada berat tubuh ikan berkisar 2-4 kg. Ukuran biologi minimal induk jantan yang matang adalah 1,4 kg dengan panjang 45 cm dan induk be-tina 1,5 kg dengan panjang 47 cm. Hal ini tidak jauh berbeda dengan pendapat Mayunar 1994 28 yang menyebutkan bahwa ikan Kakap Putih yang memiliki berat tubuh 1-2 kg dido- Rasyid & Enggar/Aspek Reproduksi Ikan Kakap … JPS No. 1 Jan. 2016 18101-6 minasi oleh jantan 60 %, dan berat tubuh 2,1 - 4,0 kg didominasi oleh betina, sedangkan berat tubuh > 4 kg kesemuanya betina. Perubahan jenis kelamin jantan menjadi betina banyak di jumpai pada ikan berukuran 2,0-3,0 kg. Pada ukuran tersebut ikan Ka-kap Putih mengalami masa transisi intersex atau masa perubahan kelamin. Perubahan kelamin ikan Kakap Putih dari jantan menjadi betina sangat di-pengaruhi oleh kondisi lingkungan dan geografis suatu daerah. Pada ikan Kakap Putih Lates calcarifer Block, tidak semua induk betina berasal dari induk jantan dewasa yang telah mengalami perubahan kelamin secondary female tetapi dari awal tetap betina primary female. Penelitian ini tidak ditemukan ikan Kakap Putih Lates calcarifer Block yang berkelamin betina se-hingga nilai rasio kelamin, fekunditas dan diameter telur tidak dapat ditentukan. Pengukuran fekunditas dan diameter telur dapat dilakukan apabila terdapat gonad betina tingkat III- tingkat IV pada sampel yang diamati. Sifat Fisika Kimia Air Berdasarkan hasil pnelitian yang telah dilakukan didapatkan sifat fisika kimia air disajikan pada Tabel 3 berikut ini Tabel 3. Sifat fisika kimia Perairan Terusan Dalam 01°48'13,1" LS dan 104°30'05,8" BT Ikan Kakap Putih Lates calcarifer Block pada saat 3 kali perbedaan waktu pengukuran sampel air tidak jauh berbeda. Suhu menentukan jenis orga-nisme yang dapat hidup dan dapat bertahan di pe-rairan, mempengaruhi proses pemijahan, penetasan dan aktivitas organisme serta memicuatau meng-hambat pertumbuhan dan perkembangan Hamzah, 2003. Suhu air sangat berpengaruh terhadap proses kimia, fisika dan biologi di dalam perairan, sehingga dengan perubahan suhu pada suatu perairan akan mengakibatkan berubahnya semua proses di dalam perairan. Faktor lingkungan yang dominan mempengaruhi perkembangan gonad ikan Kakap Putih adalah suhu dan makanan, selain itu adalah periode cahaya fo-toperiode dan musim. Kecerahan air dipengaruhi oleh fotoperiode, pada awal pengukuran sampel air bulan Maret yaitu 19 cm menunjukan bahwa kece-rahan kualitas perairan Terusan Dalam mengalami kekeruhan, dipengaruhi oleh substrat berlumpur atau padatan tersuspensinya sehingga kecerahan airnya berkurang keruh. Berbeda dengan waktu pengukuran kualitas air bulan April dan Juni yang menunjukan angka 42 cm dan 52,5 cm itu berarti kecerahan air pada 2 bulan tersebut tidak menga-lami kekeruhan. Dikarenakan pada bulan Maret ma-sih termasuk musim penghujan sedangkan pada bu-lan April dan Juni sudah memasuki musim kemarau. Hal ini sesuai dengan pendapat Effendi 2003 60 bahwa nilai kecerahan suatu perairan dipengaruhi oleh keadaan cuaca, waktu pengukuran, padatan tersuspensi, serta ketelitian pada saat melakukan pengukuran. Hal ini berpengaruh terhadap populasi dari ikan Kakap putih Lates calcarifer Block terse-but. Menurut Barus 2002 61, bahwa nilai pH yang ideal bagi kehidupan organisme air pada umumnya terdapat antara 7 sampai 8,5. Itu berarti bahwa ikan Kakap putih masih termasuk ikan yang dapat hidup dengan pH basa, karena ikan Kakap Putih Lates calcarifer Block merupakan ikan yang mempunyai toleransi yang cukup besar terhadap kadar garam euryhaline. Kadar oksigen terlarut yang normal pada suhu air 30o C di perairan adalah 7,0 mg/L. Hal ini menunjukan bahwa ikan Kakap Putih Lates calcarifer Block dapat hidup di perairan Terusan Dalam karena perairan tersebut berada pada kisaran nilai oksigen terlarut antara 5 sampai 7 mg/L. 4 KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan di perairan Terusan Dalam, dapat dikesimpulkan 1. Pola pertumbuhan ikan Kakap putih L. calcarifer Block pada bulan Maret-Juni bersifat allometrik negatif. 2. Tingkat kematangan gonad TKG ikan Kakap putih L. calcarifer Block berdasarkan sampel di-kelompokkan menjadi TKG I, II, dan III dengan kisaran indeks kematangan gonad IKG antara 0,0012 % sampai 0,006 %. 3. Tidak ditemukan ikan Kakap putih L. calcarifer Block yang berkelamin betina. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan dilaku-kan penelitian selanjutnya mengenai reproduksi ikan Kakap Putih Lates calcarifer Block dalam jangka waktu 1 tahun pada bulan-bulan lainnya selain bu-lan Maret-Juni dan dengan ukuran ikan ≥ 50 cm Rasyid & Enggar/Aspek Reproduksi Ikan Kakap … JPS No. 1 Jan. 2016 18101-7 dan berat ≥ 2 kg serta pada tipe perairan yang lain atau dilaut sehingga didapatkan ikan berjenis kela-min betina dan dapat diketahui ukuran ikan pada saat pertama memijah. Ucapan Terima Kasih Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada 1 Kepala Balai Taman Nasional sembilang dan Kasi Tanah Pilih, atas ijin dan dukungan fasilitasnya, 2 Tim lapangan Sapta, Astrijaya, Dila dan Vita. REFERENSI _____________________________ [1] Balai Taman Nasional Sembilang & Departemen Kehutanan. 2008. Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Taman Nasional Sembilang Periode 2009 s/d 2028. Kabupaten Banyuasin. Sumatera Selatan ix + 128 hlm. [2] Barus, 2002. Pengantar Limnologi. Jurusan Biologi FMIPA USU. Medan iv + 163 hlm. [3] Blackweel, Brown & Willis. 2000. Relative weight Wr status and current use in fisheries assessment and management. Reviews in fisheries Science, 8 1-44 hlm. [4] Djamali, A 1998. Sumber Daya Benih Alam Komersial. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi LIPI vi + 160 hlm. [5] Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Kanisius. Yogyakarta iv + 249 hlm. [6] Effendie, 1979. Metoda Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri. Bogor vii + 112 hlm. [7] Effendie, 2002. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta xii + 157 hlm. [8] Febianto, S. 2007. Aspek Biologi Reproduksi Ikan Lidah Pasir Cynoglossus lingua Hamilton-Buchanan, 1822 di Perairan Ujung Pangkah, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Skripsi. Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. IPB v + 66 hlm. [9] Gaffar, Rupawan dan 2006. Riset Karakteristik Perikanan Tangkap di Estuaria Sungai Sembilang Kabupaten Banyuasin. Laporan Teknis BRPPU Palembang. [10] Ghufran, M K & Tamsil, A. 2010. Pembenihan Ikan Laut Ekonomis. Andi publisher. Yogyakarta xiv + 190 hlm. [11] Hamzah, 2003. Studi Variasi Musiman Beberapa Parameter Oseanografi Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Kerang Mutiara Pinctada maxima di Perairan Teluk Kombal, Lombok Barat. Prosiding Seminar Ritek Kelautan Nasional. 2003. [12] Hoer, WS & Randall. 1969. Fish Physiology. Aca-demic Press Inc. New York. I 1-40. [13] Mayunar. 1994. Beberapa Tipe dan Teori Hermaprodit pada Ikan Laut. Jurnal Oseana Volume XIX No. 1. Sumber 21-31 hlm. [14] Ondara Z. Arifin, K. Goffar. 1987. Jenis-jenis Ikan Sungai Musi Sekitar Palembang Sumatera Selatan. Jurnal. Buletin Penelitian Perikanan Darat. 61 1-4. [15] Patriono, E & Aryani, L. 2007. Inventarisassi Jenis Ikan di Sungai Ogan Kecamatan Tanjung Raja Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan. Prosiding Seminar Nasional Forum Perairan Umum Indonesia IV. Jurusan Biologi FMIPA UNSRI. Indralaya. [16] Richter, 2007. Development and evaluation of standard weight equations for bridgelip sucker and largescale sucker. North American Journal of Fisheries Management, 27 936-939 hlm. ___________________ ... This is due to the swarming behavior patterns between male and female fish, environmental conditions and fishing [9]. According to Ridho and Patriono 2016 this condition showed that the tger fish it is possible that the tiger fish has the same pattern as white snapper fish L. calcarifer Block, there is a change in sex from male to female hermaphrodite protandri [11]. ...... According to Ridho and Patriono 2016 this condition showed that the tger fish it is possible that the tiger fish has the same pattern as white snapper fish L. calcarifer Block, there is a change in sex from male to female hermaphrodite protandri [11]. ...... Several researchers illustrated about the importance of LWR. Ridho & Patriono 2016 stated that fish growth patterns can be known by analyzing the LWR of fish, this relationship being able to explain the fish growth and environmental changes. Richter 2007 and Blackwell et al 2000 added that the measurement of fish's length and weight aims to find out the specific variations of fish's weight and length individually or in groups and physiological conditions including their gonad development. ...1410 Model and nature of growth of red snapper fish Lutjanus argentimaculatus Forsskål, 1775 fishing catch of bottom fish pots in Bunyu waters, Abstract. This study aims to inform about the trends of biological conditions models and nature of growth as actual data in the sustainable management of red snapper Lutjanus argentimaculatus resources in Bunyu waters. Model of growth used the von Bertalanffy's approach infinitive length estimation, growth coefficient, and estimated age at null theoretical length parameters and the nature of growth with the length-weight relationship LWR and condition factors approach. Total samples of red snapper were 42 20 males and 22 females. Red snapper is estimated to reach an infinitive length of cm with a growth coefficient of cm year-1 and a t0 value the estimated age of the fish The results of LWR analysis on the total length TL against the weight W resulted in W value of negative allometric, on the standard length SL with weight W resulting in b value of negative allometric, and at the fork length FL with the weight W produces a b value of negative allometric. The proportion of body shape of red snapper fish samples based on Kn values generally has a more flat/thin body. The percentage value of the condition factor which shows the proportion of flat/thin body shape in the TL-W relationship was for SL-W, and for FL-W. Sample fish with a fat proportion is TL-W, SL-W, and PL-W.Ikan kakap putih Lates calcarifer merupakan ikan dari kelompok keluarga Latidae yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan sangat diminati oleh masyarakat lokal maupun masyrakat luar negeri. Tahapan penelitian meliputi persiapan bak penetasan dan pemeliharaan larva, penebaran telur, manajemen pakan, manajemen kualitas air, monitoring dan pencegahan penyakit, monitoring pertumbuhan larva, grading, dan pemanenan. Untuk melakukan pengecekan kualitas air, hal yang harus dilakukan yaitu menyiapkan peralatan yang akan digunakan, mengukur parameter kualitas air, dan melakukan penyiponan dan pergantian air. Dalam pemberian pakan pemeliharaan larva, pakan yang digunakan berupa kuning telur, pakan cair LHF, dan pakan otohime pakan bubuk. Hasil dari data analisis kuantitatif yaitu, FR yang diperoleh adalah 80%, HR untuk bak 1 yaitu 57% dan HR bak 2 yaitu 65%, SR 43%, ukuran panjang 1,15-1,2 cm dan berat 0,0236-0,0427 Kg. Adapun hasil pengukuran kualitas air menunjukkan parameter yang berada pada kisaran optimal untuk pertumbuhan Island in the North Kalimantan province has abundant and economically valuable marine aquatic ecosystem resources, where Bunyu Island communities utilize the potential of marine aquatic ecosystems to be used as fishery potential in terms of fishing using bottom fish pots. Fishing catch is economically valuable in the form of red snapper and grouper fish found in the marine ecosystems of Bunyu Island. The research objective was to analyze the growth and size structure of the Red Snapper fish Lutjanus argentimaculatus and Grouper fish Epinephalus malabaricus originating from the waters of the island of Bunyu. Retrieval of data in the form of growth parameters are the total length and standard length, total weight, gender, gonad maturity level, and gonad weight. The results of the study of most snapper caught the length of 40,49-47,61 cm and a weight of 990, grams. While the results of the grouper study most caught were 43,73-50,13 cm in length and weights of 800, grams. The nature of growth of Red Snapper fish Lutjanus argentimaculatus are negative allometry. The condition index value is skinny of Red Snapper fish Lutjanus argentimaculatus. Grouper fish Epinephalus malabaricus of total length and total weight is positive allometry and on the standart and fork length with total weight is negative allometri. ABSTRAK Pulau Bunyu di Propinsi Kalimantan Utara memiliki sumberdaya hayati ekosistem perairan laut yang berlimpah dan bernilai ekonomis yang tinggi, dimana masyarakat pulau Bunyu memanfaatkan potensi ekosistem perairan laut digunakan sebagai potensi perikanan dalam hal penangkapan dengan menggunakan alat tangkap bubu dasar bottom fish pot. Hasil tangkapan yang bernilai ekonomis berupa ikan kakap merah dan ikan kerapu yang terdapat di perairan ekosistem laut pulau Bunyu. Tujuan penelitian adalah menganalisis pertumbuhan dan struktur ukuran ikan kakap merah Lutjanus argentimaculatus serta ikan kerapu lumpur Epinephalus malabaricus yang berasal dari perairan pulau Bunyu. Data yang diteliti berupa parameter pertumbuhan yaitu panjang total dan panjang standar, berat total, jenis kelamin, tingkat kematangan gonad, dan berat gonad. Hasil penelitian ikan kakap paling banyak tertangkap ukuran panjang 40,49-47,61 cm dan bobot 990, gram. Pada ikan kerapu lumpur dengan ukuran panjang 43,73-50,13 cm dan berat 800, gram. Sifat pertumbuhan pada ikan kakap merah adalah allometrik negatif. Nilai indeks kondisi berbentuk kurus pada sampel ikan kakap merah. Sifat pertumbuhan pada sampel ikan kerapu pada variabel panjang total dengan berat total bersifat allometrik positif dan pada variabel panjang standar dan panjang cagak dengan berat total bersifat allometrik negatif. Kata kunci faktor kondisi, hubungan panjang berat, ikan kakap, ikan kerapu Tracy RichterFisheries assessment tools originally created for use with game fish populations are now helping to assess individual nongame species and to evaluate fish communities. Length and weight measurements of individuals within a species can be summarized into condition indices that give insight into the health and condition of the individual and the aquatic community. Such data weight g and total length TL, mm were obtained for 105 populations of bridgelip suckers Catostomus columbianus and 135 populations of largescale suckers C. macrocheilus from three northwestern states. These data were used to develop standard weight Ws equations via the regression-line percentile RLP and empirical percentile EmP methods. Length constraints were 130–460 mm TL for bridgelip suckers and 170–640 mm TL for largescale suckers. The data set was limited by TL constraints and split into development and validation sets. The RLP method yielded the following Ws equations log10Ws = − + for bridgelip suckers and log10Ws = − + for largescale suckers. Equations based on the EmP method were log10Ws = − + for bridgelip suckers and log10Ws = − + for largescale suckers. For both species, the relative weights produced from RLP and EmP equations differed by less than 10%. However, differences were inconsistent over the length range, indicating a length-related bias. Based on this assessment, use of EmP Ws equations for bridgelip suckers and largescale suckers is recommended. Further, the EmP method should be used to establish new Ws Daya Benih Alam Komersial. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi LIPI vi + 160 hlmA DjamaliDjamali, A 1998. Sumber Daya Benih Alam Komersial. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi LIPI vi + 160 Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri. Bogor vii + 112 hlmM I EffendieEffendie, 1979. Metoda Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri. Bogor vii + 112 Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta xii + 157 hlmM I EffendieEffendie, 2002. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta xii + 157 Biologi Reproduksi Ikan Lidah Pasir Cynoglossus lingua Hamilton-Buchanan, 1822 di Perairan Ujung PangkahS FebiantoFebianto, S. 2007. Aspek Biologi Reproduksi Ikan Lidah Pasir Cynoglossus lingua Hamilton-Buchanan, 1822 di Perairan Ujung Pangkah, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Skripsi. Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. IPB v + 66 Variasi Musiman Beberapa Parameter Oseanografi Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Kerang Mutiara Pinctada maxima di Perairan Teluk Kombal, Lombok Barat. Prosiding Seminar Ritek Kelautan NasionalM S HamzahHamzah, 2003. Studi Variasi Musiman Beberapa Parameter Oseanografi Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Kerang Mutiara Pinctada maxima di Perairan Teluk Kombal, Lombok Barat. Prosiding Seminar Ritek Kelautan Nasional. Tipe dan Teori Hermaprodit pada Ikan LautMayunarMayunar. 1994. Beberapa Tipe dan Teori Hermaprodit pada Ikan Laut. Jurnal Oseana Volume XIX No. 1. Sumber 21-31 Ikan Sungai Musi Sekitar Palembang Sumatera SelatanZ OndaraK ArifinGoffarOndara Z. Arifin, K. Goffar. 1987. Jenis-jenis Ikan Sungai Musi Sekitar Palembang Sumatera Selatan. Jurnal. Buletin Penelitian Perikanan Darat. 61 Jenis Ikan di Sungai Ogan Kecamatan Tanjung Raja Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan. Prosiding Seminar Nasional Forum Perairan Umum Indonesia IVE PatrionoL AryaniPatriono, E & Aryani, L. 2007. Inventarisassi Jenis Ikan di Sungai Ogan Kecamatan Tanjung Raja Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan. Prosiding Seminar Nasional Forum Perairan Umum Indonesia IV. Jurusan Biologi FMIPA UNSRI. Indralaya.
. 194 324 402 193 156 114 0 107
bulan musim ikan kakap putih