Berandaislam Rezeki Allah yang Memberi, Kita Harus Mencari Rezeki Allah yang Memberi, Kita Harus Mencari Awak Redaksi Jumat, April 13, 2018. Oleh Ustadz Cahyadi Takariawan. Rejeki itu pemberian Allah. Karunia dan anugrah dariNya. Namun manusia wajib berusaha untuk mendapatkannya, karena rejeki tidak akan datang begitu saja.
Connection timed out Error code 522 2023-06-13 133207 UTC Host Error What happened? The initial connection between Cloudflare's network and the origin web server timed out. As a result, the web page can not be displayed. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Contact your hosting provider letting them know your web server is not completing requests. An Error 522 means that the request was able to connect to your web server, but that the request didn't finish. The most likely cause is that something on your server is hogging resources. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d6ab1deabaa0b5f • Your IP • Performance & security by Cloudflare
Bagaimanajika Allah yang memberi anda madu? Seharusnya anda bahagiameskipun bisa jadi anda merasa resah Madu dari Allah, bukan sembarang madu. Jelas ini madu yang berbeda. Mari kita perhatikan hadis berikut, Dari sahabat Amr bin al-Hamiqradhiyallahu ‘anhu, Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,
اِنَّ رَبَّكُمُ اللّٰهُ الَّذِىۡ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضَ فِىۡ سِتَّةِ اَيَّامٍ ثُمَّ اسۡتَوٰى عَلَى الۡعَرۡشِ يُدَبِّرُ الۡاَمۡرَؕ مَا مِنۡ شَفِيۡعٍ اِلَّا مِنۡۢ بَعۡدِ اِذۡنِهٖ ؕ ذٰ لِكُمُ اللّٰهُ رَبُّكُمۡ فَاعۡبُدُوۡهُ ؕ اَفَلَا تَذَكَّرُوۡنَ Inna Rabbakumul laahul lazii khalaqas samaawaati wal arda fii sittati aiyaamin summas tawaa 'alal 'Arshi yudabbirul amra maa min shafii'in illaa mim ba'di iznih; zalikumul laahu Rabbukum fa'buduuh; afalaa tazakkaruun Sesungguhnya Tuhan kamu Dialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas Arsy singgasana untuk mengatur segala urusan. Tidak ada yang dapat memberi syafaat kecuali setelah ada izin-Nya. Itulah Allah, Tuhanmu, maka sembahlah Dia. Apakah kamu tidak mengambil pelajaran? Juz ke-11 Tafsir Kalau orang kafir merasa heran atas diturunkannya Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad, maka apakah mereka tidak merasa heran dengan penciptaan langit dan bumi serta segala isinya? Tuhan Mahakuasa menurunkan Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad, sebagaimana Dia Mahakuasa menciptakan langit dan bumi. Sesungguhnya Tuhan kamu Dialah Allah yang menciptakan langit dan bumi yang terbentang luas, dalam enam masa untuk memberikan pelajaran kepada manusia bahwa segala sesuatu perlu proses, melalui perencanaan yang matang dan dikerjakan secara maksimal. Jika Allah menghendaki, maka Dia Mahakuasa menciptakan keduanya dalam sekejap. Setelah sempurna masa penciptaan langit dan bumi, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy, singgasana untuk mengatur segala urusan makhluk-Nya. Tidak ada yang dapat memberi syafaat, yakni pertolongan pada Hari Kiamat untuk mendapat keringanan atau terbebas dari azab Allah kecuali setelah ada izin-Nya. Itulah Allah, Zat yang Mahaagung, Tuhanmu yang memelihara dan membimbingmu, maka sembahlah Dia, karena hanya Dia yang berhak disembah, jangan mempersekutukan Dia dengan apa pun. Apakah kamu tidak mengambil pelajaran dari kesempurnaan penciptaan langit dan bumi beserta isinya? Semuanya tunduk, patuh, dan bertasbih kepada Allah, Tuhan Pengatur segala urusan. Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa Dialah yang mengatur perjalanan planet dan benda-benda angkasa lainnya, sehingga satu sama lain tidak saling berbenturan. Dia pula yang menciptakan bumi dan segala isi yang terkandung di dalamnya, sejak dari yang kecil sampai kepada yang besar, semuanya diciptakan dalam enam masa yang hanya Allah sendiri yang mengetahui berapa lama waktu enam masa yang dimaksud itu. Setelah menciptakan langit dan bumi, Dia bersemayam di atas Arsy singgasana, dan dari Arsy ini Dia mengatur dan mengurus semua makhluk-Nya. Ketika Rasulullah saw ditanya tentang Arsy, beliau mengatakan Bersabda Rasulullah, "Dahulu, Allah telah ada, dan belum ada sesuatupun sebelum-Nya dan adalah Arsy-Nya di atas air, kemudian Dia menciptakan langit dan bumi, dan menulis segala sesuatu di Lauh Mahfudh." Riwayat al-Bukhari dalam Kitab at-Tauhid Selanjutnya Allah menerangkan bukti lainnya yang membantah pendapat orang-orang kafir bahwa Al-Quran itu adalah sihir, yaitu Dialah yang memiliki dan menguasai segala sesuatu dengan kekuasaan yang tidak terbatas. Dia dapat berbuat sesuai dengan apa yang dikendaki-Nya. Tidak ada sesuatu makhluk pun”walaupun ia seorang rasul atau malaikat”dapat memberikan syafaat kecuali dengan izin-Nya. Yang dimaksud dengan "syafaat" disini ialah pertolongan para malaikat, nabi dan orang-orang saleh kepada manusia pada Hari Kiamat untuk mendapatkan keringanan atau kebebasan dari azab Allah jika Allah memerintahkan atau mengizinkannya. Ayat ini membantah dakwaan orang-orang kafir bahwa berhala yang mereka sembah selain Allah dapat memberi syafaat kepada mereka di Hari Kiamat. Hal ini ditegaskan oleh firman Allah Dan betapa banyak malaikat di langit, syafaat pertolongan mereka sedikit pun tidak berguna kecuali apabila Allah telah mengizinkan dan hanya bagi siapa yang Dia kehendaki dan Dia ridai. an-Najm/53 26 Syafaat yang paling dirasakan manfaatnya oleh seseorang hamba ialah syafaat yang diberikan oleh Nabi Muhammad saw, kepada seseorang yang hati dan jiwanya mengakui keesaan Allah. Abu Hurairah menanyakan hal tersebut kepada Rasulullah saw, lalu Rasulullah menjawab Manusia yang paling bahagia dengan syafaatku pada Hari Kiamat, ialah orang-orang yang mengucapkan "La ilaha illallah" yang timbul dari hati dan jiwa yang bersih." Riwayat al-Bukhari dari Abu Hurairah Allah menegaskan kepada orang-orang kafir, apakah mereka tidak ingat dan tidak memperhatikan dalil-dalil dan bukti-bukti yang nyata ini, bahwa yang menciptakan alam ini adalah Allah sendiri, Dia yang mengatur segala urusan dari atas Arsy-Nya, dan Dia yang memberikan syafaat kepada orang yang dikehendaki-Nya. Itulah Tuhan yang wajib disembah, tidak ada tuhan yang lain selain Dia. Janganlah mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun, baik dalam penciptaan langit dan bumi, maupun dalam penyembahan-Nya. Walaupun orang-orang Jahiliyah mengakui bahwa Allah sendirilah yang menciptakan alam ini, tidak bersekutu dengan siapapun, tetapi mereka mempersekutukan Allah dengan yang lain dalam menyembah-Nya. Mereka menyembah berhala di samping menyembah Allah. sumber Keterangan mengenai QS. YunusSurat Yunus terdiri atas 109 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah kecuali ayat 40, 94, 95, yang diturunkan pada masa Nabi Muhmmad berada di Madinah. Surat ini dinamai surat Yunus karena dalam surat ini terutama ditampilkan kisah Nabi Yunus dan pengikut-pengikutnya yang teguh imannya.
AlBaqarah: 286) Kami tidak bisa bekerja ya Allah, kami dikurung di rumah saja, kami tidak bisa berbuat apa-apa. “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS. Ali Imran: 139)
Seluruh isi Alkitab baik buat Anda, tapi tak banyak bermanfaat bagi Anda jika Anda tak mengenal Yesus Kristus. Untuk mengerti Firman yang tertulis, Anda harus mengenal Firman yang Hidup. Jika Anda membaca Alkitab tanpa menghargai Yesus -siapa Dia dan apa yang telah dilakukanNya demi kita^- maka Anda akan salah makan obat’. Ayat-ayat Alkitab akan tampak saling berkontradiksi dan Anda akan kebingungan. Pada bagian 1 pelajaran mengenai pemberian Tuhan, kita melihat seorang wanita yang salah sangka pada Allah, mengira Dia memberi kita hadiah/pemberian mengerikan’ seperti kemiskinan dan kematian. Sekarang mari kita lihat seorang pria yang memiliki problem yang sedikit berbeda. Dia menyangka Allah memberi kita pemberian yang baik hanya untuk mengambilnya kembali. Ya, kita akan membahas tentang Ayub. Dalam waktu singkat ia kehilangan seluruh ternaknya, pelayan-pelayannya, anak-anaknya. Ayub mengira Allah-lah yang ada di balik semua kejadian itu. Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan ~Ayub 121 Jika ada ayat Alkitab yang telah menyebabkan kesalahpahaman terhadap karakter Allah, inilah salah satunya. Siapapun yang pernah mengalami kehilangan pasti pernah mendengar ayat ini. Kata-kata ini selalu diucapkan di pemakaman. Bahkan ada lagu yang liriknya berisi kata-kata Ayub itu. Untuk alasan yang tidak masuk akal, banyak orang menemukan penghiburan dengan mempercayai bahwa Allah adalah pihak yang bertanggungjawab atas kehilangan mereka. Tolong jangan salah paham – saya kagum pada kata-kata Ayub. Dia sedang mengatakan bahwa apapun yang terjadi dalam hidupnya ia akan terus memuji dan menyembah Allah. Tapi Ayub tetap mengatakan hal-hal bodoh tentang Allah. Dan di akhir cerita Ayub menyesali kata-katanya, “Tanpa pengertian aku telah bercerita tentang hal-hal yang sangat ajaib bagiku dan yang tidak kuketahui” Ayub 423. Tapi pertanyaannya belum terjawab Benarkah Allah memberi dan mengambil? Apapun gambaran kita tentang Allah harus disaring lewat Yesus Kristus. Karena Yesuslah “cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan” Ibrani 13. Mau tahu karakter Allah? Lihatlah Yesus! Bukan mendengarkan kata-kata Ayub. Bisakah Anda bayangkan Yesus berkeliling mencuri dan membunuh? Nah, kalau tidak, mengapa banyak orang berpikir Allah yang jadi dalang kehilangan yang mereka alami? Mungkin Anda berkata, “Lho, itu kan ada di Alkitab? Hitam diatas putih – Allah yang memberi dan Allah yang mengambil.” Sekarang begini, jika Anda ingin tahu bagaimana Allah sesungguhnya, mana yang lebih baik Anda lihat a.Yesus, yang berkata, “Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa” Yohanes 149, atau b.Ayub, yang hanya mendengar saja tentang Allah dan tidak mengenal Dia Ayub 425? Bagi saya, jelas, Yesus adalah pilihan yang lebih baik. Bentuklah pandangan Anda tentang Allah dengan memandang apa yang Yesus lakukan dan katakan. Sebagaimana telah kita pelajari pada bagian 1, Yesus datang untuk menyingkapkan Allah Sang Maha Pemberi. Anda pernah diberi sesuatu yang baik? Itu Allah yang memberikan. Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran. ~Yakobus 117 SIAPA YANG MERAMPOK ANDA? Bagaimana jika Anda menderita kehilangan, seperti Ayub? Dia kehilangan hartanya, kesehatannya, dan keluarganya. Ada godaan yang sangat besar untuk menyalahkan Allah atas kehilangan Anda. Seolah hati Allah bisa berubah. Tapi Allah tidak berubah. Dalam Dia tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran. Dia adalah Pemberi yang amat sangat murah hati yang tak pernah mengambil lagi apa yang telah Dia berikan. Anugerah Allah dan panggilanNya adalah terjamin sepenuhnya – tak akan dibatalkan, tak akan ditarik kembali. ~Roma 1129 terjemahan The Message Jika Allah yang memberi, siapa yang mengambil kalau begitu? Lagi, Yesus menyediakan jawaban, Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. ~Yohanes 1010 Kita tak boleh keliru mengenai kedua peran ini. Yang satu adalah Pemberi, yang satu adalah pengambil. Jika Anda menerima sesuatu yang baik, berterimakasihlah pada Tuhan, karena Dia yang memberikan. Tapi jika Anda sedang kehilangan, jangan salahkan Dia. Dia tidak bertanggungjawab atas kehilangan Anda. Manusia adalah makhluk yang luarbiasa lamban belajar. Sejak awal sejarah umat manusia, iblis telah berusaha mencuri dan menghancurkan apapun yang Allah telah berikan pada manusia. Namun tetap saja ada yang berpikir Allah-lah si pencuri. Allah memberikan otoritas pada manusia atas planet ini, tapi iblis merebutnya. Allah memberikan kebebasan kepada manusia, tapi iblis dengan lihainya membuat manusia memilih perbudakan. Allah memberi manusia kehidupan kekal, kesehatan dan kemuliaan, tapi manusia menghilangkannya. Namun terpujilah Allah untuk Yesus yang telah merebut kembali apa yang iblis curi. KARMA VS KASIH KARUNIA Jika Anda berpikir Allah yang memberi sekaligus mengambil, itu artinya Anda gagal memahami karya Yesus. Yesus datang untuk menyingkapkan Bapa yang murah hati dan untuk membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu 1 Yohanes 38. Yesus datang supaya kita memiliki hidup yang berkelimpahan, hidup sepenuhnya. Bukan hidup yang setengah-setengah. Jika Anda percaya Allah yang memberi dan yang mengambil, berarti Anda lebih percaya karma ketimbang kasih karunia. Karma percaya jika anda sehat sekarang, bisa saja besok Anda sakit. Jika Anda kaya sekarang, bisa saja besok Anda miskin. Dunia berjalan dengan prinsip memberi-menerima take and give. Tapi Allah hanya memberi. Satu-satunya hal yang akan Dia ambil dari anda -itupun kalau anda ijinkan- adalah dosa Anda, rasa malu Anda, penyakit dan rasa sakit Anda, kecemasan Anda dan ketakutan Anda. Dia mengambil semua yang melukai Anda dan hanya memberi Anda hal baik yang menjadi berkat buat Anda. ANDA AYUB ATAU DAUD? Baik Ayub maupun Daud dirampok. Keduanya sangat tertekan dan dikelilingi orang tolol yang memberi nasehat atau komentar tolol. Tapi tak seperti Ayub, Daud melakukan sesuatu, ia merebut kembali apa yang diambil darinya. Mengapa Daud melawan sementara Ayub menyerah? Karena Daud “menguatkan kepercayaannya kepada Tuhan, Allahnya” 1 Samuel 306. Dalam kesedihannya Daud mengingat kebaikan Allah dan sadar bukan Allah yang berada di balik penjarahan yang dialaminya. Daud mengerti bahwa bukan kehendak Allah dia menderita, dia jadi dikuatkan dan melawan balik dan menang! Seandainya saya bisa menembus waktu, saya ingin menemui Ayub sebelum ketiga sobatnya datang. Saya akan bilang, “Yub, bukan Allah yang membunuh anak-anakmu! Bukan Allah yang merampok hartamu dan membuatmu borokan begini. Kamu sudah dirampok, Yub! Iblis sedang melancarkan serangan atasmu. Jangan cuma duduk saja di atas abu ini dan meratapi kemalanganmu. Berdiri dan lawan! Kamu ini pahlawan atau pecundang? Pemenang atau korban?” Gereja tak akan melihat kemenangan jika berpikir Allah yang ada dibalik semua kehilangan. Jika kita pikir Allah yang mengambil, maka kita bahkan tak akan melawan. Kita akan biarkan setan menari-nari dan menjarah keluarga kita, sambil berkata, “Allah yang memberi, Allah yang mengambil, terpujilah namaNya.” Sudah terlalu lama kita dilumpuhkan oleh ketidakpastian, yang adalah nama lain dari ketidakpercayaan. Jangan lihat pada Ayub. Lihatlah Yesus! Yesus tak pernah ragu mengenai siapa yang memberi dan siapa yang mengambil. [Paul Ellis Does God Give and Take Away?; 2 August 2010] =========================================== Tanya T Di Ayub 112 Tuhan memberi ijin kepada iblis untuk menjarah Ayub. Apa yang Anda tuliskan sepertinya mengabaikan sifat omnipoten Tuhan. Saya rasa gereja perlu menyadari bahwa penderitaan tidaklah selalu buruk. Jawab J Bisakah Anda berikan contoh penderitaan yang baik’? Saya banyak mendengar argumen seperti yang Anda sampaikan Allah itu berdaulat, jadi penderitaan merefleksikan kedaulatan kehendak-Nya. Saya punya 3 masalah dengan argumen ini 1. Argumen ini sama sekali tidak konsisten dengan karakter Tuhan Allah yang dinyatakan Alkitab. Yesus katakan, “Tak seorang pun yang baik selain dari pada Allah saja” Lukas 1819. Musa katakan, “Gunung Batu, yang pekerjaan-Nya sempurna, karena segala jalan-Nya adil, Allah yang setia, dengan tiada kecurangan, adil dan benar Dia” Ulangan 324. Yohanes katakan, “Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan” 1 Yohanes 15. Yesus tidak mengajarkan doa seperti ini, “Bapa kami, tolonglah angkat semua penderitaan yang terjadi dalam hidup kami.” Yang Dia ajarkan adalah, “Datanglah kerajaanMu, JADILAH kehendakMu, di bumi seperti di sorga.” Penderitaan tidak termasuk dalam kehendak Bapa. Dimana kehendak-Nya terjadi, itu tidak termasuk penderitaan. Tak ada penderitaan di Eden sebelum manusia memberontak. Ya, Allah itu berdaulat. Tapi Dia tidak sakit jiwa berkepribadian ganda. Dia 100% baik setiap saat. 2. Mempercayai Allah yang menyebabkan penderitaan adalah pembunuh iman’. Jika Anda pikir Allah yang membuat Anda sakit, atau menganggur, atau kalah, Anda tak akan melawan balik, bukan? Untuk apa melawan Allah, ya kan? Anda hanya akan berbaring dalam kekalahan, menerimanya dan mempercayai kebohongan iblis. 3. Argumen ini gagal membedakan mana kedaulatan, mana kausalitas. Allah adalah Causa Prima. Tapi bukan Dia penyebab segala sesuatu. Jika Anda mengemudi saat mabuk lalu melindas seorang bocah, apakah Allah yang harus disalahkan? Allah yang kebanyakan minum, atau Anda? Kita tak bisa menyalahkan Dia untuk kesalahan kita. Bukan Allah yang menyebabkan Titanic tenggelam atau menyebabkan Belanda kalah di Piala Dunia. Ini adalah fatalisme berbalut jubah Kekristenan. Apa yang Anda dapat saat mengkombinasikan kedaulatan dan kebaikan Tuhan? Anda mendapatkan Yesus! Anda mendapatkan penebusan. Anda mendapatkan mujizat. Kemuliaan-Nya bukanlah menghukum manusia dengan derita, tapi bisa mendatangkan kebaikan bagi manusia di tengah tragedi dan penderitaan. T Pertama, kita harus mengerti penderitaan bisa saja datang dari Allah. Seorang anak remaja tentu saja tidak akan menyebut pendisiplinan yang dia terima dari orangtuanya baik’, tetapi orangtuanya tahu bahwa sedikit penderitaan sementara baik bagi si anak supaya anak itu semakin dewasa dan bijaksana dan membentuk karakternya. Disiplin/hajaran itu baik, orangtua yang menghajar juga baik Ibrani 126-11. Kedua, jika seorang Kristen kehilangan pekerjaannya karena pekerjaannya itu telah menjadi berhala baginya dan ia lebih mempercayai atasannya ketimbang Tuhan, haruskah ia melawan iblis padahal Tuhan yang membuat ia kehilangan nafkah supaya ia belajar siapa Pemberi Nafkah’nya yang sejati? Jika ia melawan, tidakkah itu berarti ia gagal memahami pelajaran dari Tuhan, dan akan mengulangi pelajaran itu di lain waktu dan tempat? Pilihan saat mengalami penderitaan bukan hanya melawan dan menyerah, tapi juga belajar karena penderitaan bisa berarti pelajaran. Ketiga, saya tidak percaya semua penderitaan asalnya dari Tuhan. Tapi saya juga tak percaya semuanya dilakukan oleh iblis dan pasukannya. Saya hanya ingin kita belajar dari penderitaan yang kita hadapi. Terus menerus melawan iblis akan menghasilkan orang yang tak mau menerima hajaran dari ayahnya, dan Ibrani 12 menyatakan jelas disebut apa anak yang demikian. J Saya ingin jelaskan 3 jenis penderitaan’. Yang pertama adalah seperti yang Ayub alami – penyakit dan tragedi. Mari kita sepakat, hal semacam ini tidak ditemukan di sorga dan Tuhan tidak menyebabkan hal ini terjadi di bumi. Yesus datang untuk membebaskan orang-orang dari penyakit dan kematian. Jika Allah Bapa memberikan penyakit dan kematian, sementara Yesus meniadakannya, berarti mereka adalah keluarga yang terbelah. Kedua, Anda menyebutkan hajaran’ atau pendisiplinan. Bapa kita yang penyayang memang mendisiplin kita, tapi BUKAN lewat penyakit atau kematian. Ayah mana yang mendisiplin anaknya dengan menimpakan penyakit lepra pada anaknya sebagai pelajaran?. Saya tak punya cukup tempat untuk menjelaskan ini mendalam, tapi kata menghajar’ di Ibrani 12 bisa berarti dididik atau dilatih. Allah melatih orang yang dikasihi-Nya. Bagaimana Ia melakukannya? Bagaimana Ia meluruskan kita saat kita melenceng? Seringnya adalah lewat Firman-Nya. Kita membaca Firman, Roh Kudus memberi kita pewahyuan, kita bertobat/ber-metanoia mengubah pikiran dan mengubah arah. Ini 100% baik dan berbeda dengan yang Ayub alami. Dilatih dan dididik oleh Roh adalah tanda bahwa kita adalah anak Ibrani 127. Ketiga, masalah dan penganiayaan bisa disebabkan oleh dunia. Tuhan memberi Anda janji, iblis menentangnya. Jadi Anda dihadapkan pada pilihan hidup dengan apa yang Anda lihat, rasakan, dengar. Atau hidup dengan iman? Penganiayaan juga adalah bagian dari mengikut Yesus dan mengabarkan Injil Yohanes 1520. Paulus dipukuli, disesah, dipenjara. Bagi saya itu penderitaan. Tapi bukan Tuhan yang memukuli dan menyesah Paulus. Saya setuju penderitaan tak selalu disebabkan oleh iblis. Manusia lebih dari sekedar mampu untuk mendatangkan penderitaan atas dirinya tanpa bantuan pihak lain. Tapi Tuhan 100% baik. Dia gunakan penderitaan jenis pertama itu bagi tujuan-Nya, tapi bukan Dia yang menyebabkannya. Jadi jika anda mengalami penderitaan, tak perlu bertanya-tanya, “Apakah ini dari Tuhan?” Tanyakan saja pada diri sendiri, “Apakah penderitaan ini adalah kehendak-Nya di sorga? Apakah Yesus menimpakan penderitaan ini atas orang-orang?” Jika jawabnya tidak, Anda bisa yakin apa kehendak-Nya atas situasi anda. T Jika Ayub salah paham tentang Allah, bagaimana anda menjelaskan Ayub 122? J Ayub beberapa kali melakukan kesalahan. Ia penuh dengan mengasihani diri Ayub 711, dia pahit Ayub 320, 272. Dia tidak percaya Allah mau mendengarkan Ayub 916. Dia harap dia tidak dilahirkan Ayub 311 dan ingin mati Ayub 321, 715, 1713. Tak heran setelah Allah mengkonfrontasi dia, Ayub bertobat. Hal seperti ini ada di Alkitab sehingga kita dididik di jalan kebenaran. Karena Ayub penuh kebenaran-diri, dia adalah contoh yang TIDAK UNTUK DITIRU! Jangan ikuti Ayub! Ikuti Yesus. T Jika Allah itu selalu baik, mengapa ada anak-anak yang kena kanker? Jika musuh adalah akar segala yang buruk, kenapa Allah biarkan? Saya telah melihat bagaimana hal buruk terjadi pada orang baik. Jika Allah mengontrol segala sesuatu, Anda harus akui Dia mengijinkan hal buruk terjadi bahkan kepada orang yang beriman kepada-Nya. Ada hal yang tak kita mengerti tentang Allah. Tapi mengapa Dia membiarkan hal buruk terjadi anak-anak menderita kanker, dibunuh, diperkosa, disiksa? Sepertinya ada hal yang memang tidak Allah hentikan terjadi. Sungguh sulit saya terima. J Saya setuju bahwa ada hal-hal tentang Allah yang kita tidak pahami. Mengapa Allah yang baik itu tidak mencegah kejahatan dan penderitaan terjadi? Saya tak tahu. Ayah saya meninggal karena kanker di usia 36 tahun beberapa minggu sebelum adik saya lahir. Mengapa Allah biarkan ini terjadi? Saya tak tahu. Saya tak punya semua jawaban. Tak seorangpun tahu sisi keabadian mengapa Allah ijinkan hal buruk terjadi. Yang saya tahu adalah Dia berkuasa dan Dia baik. Penyakit menimpa orang baik, tapi itu tak pernah berasal dari Dia. Yesus mati untuk membebaskan kita dari dosa, penyakit dan kemiskinan. Dia tak pernah minta saya memahami semuanya. Yang Dia minta adalah agar saya MEMPERCAYAI Dia. Dan itu yang saya lakukan. Penderitaan adalah pil pahit yang sulit kita telan. Tapi kita bisa tegak berdiri dengan keyakinan bahwa BUKAN kehendak-Nya kita menderita. Kita bisa menumpangkan tangan atas anak-anak yang sakit kanker dengan keyakinan Allah ingin mereka sembuh. Jika Anda ragu kehendak-Nya dalam hidup Anda, lihatlah apa yang dilakukan-Nya di salib.
CahayaQur’an yang merupakan Nur Allah s.w.t. yang berhubung rapat dengan DzatNya Yang Maha Tinggi. Hakikat Nur ini adalah diserahkan kepada Allah. Hanya diketahui bahwa nur inilah yang menimbulkan Nur As-Sirr dan nur yang lain. Nur Al-Kasyaf Cahaya singkapan iaitu Nur Al-Qur’an yang merupakan nur yang paling tinggi dan mamberi kesan yang
Satu hal yang perlu direnungkan tentang hidup ini yakni bahwa hidup yang kita miliki sekarang ini bukanlah milik kita sendiri. sesungguhnya hidup ini adalah dari Allah, Sang Pencipta kita. Karena itu Allah-lah yang memiliki hak otoritas atas hidup kita. Bila Ia mengambilnya kita tidak ada kuasa untuk mempertahankannya. Demikian juga kita tidak ada kuasa untuk menghabisinya. Bunuh diri adalah dosa, yaitu dosa merampas hak Tuhan mencabut nyawa. Sebagai mahkluk sosial, bila Tuhan berkenan memberikan kepada kita orang-orang yang kita sayangi, entah itu adalah orang tua atau saudara kandung atau anak-anak, tatkala mereka diambil kembali oleh Tuhan maka kita tidak ada kuasa untuk menahannya. Kita memang sangat mengasihi mereka yang Tuhan berikan bagi kita untuk hidup bersama, tetapi patut kita pahami bahwa mereka juga adalah milik Tuhan yang sangat dikasihi oleh-Nya. Bila mereka itu Tuhan ambil dari kita, sebagai mahkluk sosial kita pasti merasa kehilangan, berduka cita dan berbagai perasaan lain yang bisa menimpa kita. Namun, kita juga tidak ada alasan untuk menuduh Tuhan bertindak tidak adil, karena tidak mungkin Ia salah dalam tindakanNya. Lalu bagaimana kita menghadapi kondisi yang demikian? Peristiwa yang dialami Ayub patut menjadi referensi dalam hidup kita, saat semuanya Tuhan ambil daripadanya, baik itu harta benda maupun anak-anaknya. Namun dalam situasi itu ia berkata, "Tuhan yang memberi Tuhan yang mengambil, terpujilah Tuhan." Mengapa demikian? Ayub bukanlah orang yang tidak waras, melainkan seorang yang berusaha memahami maksud dan kehendak Allah dibalik semua yang terjadi dalam hidupnya. Hal yang sama pernah terjadi bagi Abraham, yang sudah sekian lama menunggu realisasi janji Allah tentang keturunan. Pada saat keturunan itu diberikan satu anak perjanjian, yaitu Isak, Tuhan meminta untuk dipersembahkan bagi-Nya. Di sini nampak bahwa Tuhan memberi satu anak dan memintanya kembali, tetapi Abraham mengikuti permintaan Tuhan dengan iman. Iman Abraham adalah bahwa kalaupun anak itu harus mati dikorbankan, tetapi Tuhan itu maha kuasa untuk membangkitkan orang mati. Itulah iman Abraham yang spektakuler sehingga ia disebut sebagai bapa orang beriman. Janji Tuhan yang sangat besar bagi setiap orang kepunyaanNya adalah "Aku menyertai kamu senantiasa". Penyertaan Tuhan bagi kita sangat besar maknanya. Mazmur 68 ayat 6 dan 7 mengatakan bahwa Allah itu menjadi Bapa bagi anak yatim, Pelindung bagi para janda serta memberikan tempat tinggal bagi orang-orang yang sebatang kara. Jadi, tatkala andalan kita di dunia orang tua, suami, saudara sudah tidak ada lagi, maka Dialah jaminan kita. Terpujilah Tuhan. {Kakek dan Nenek Lewi serta Thomas, sampai bertemu di surga}
KALIMATRACUN: YANG TAHU KEBENARAN HANYA ALLAH. Pertanyaan: Terkadang sebagian orang mengatakan, bahwa suatu hukum itu hanyalah Allah yang berhak menentukan. Ambil contoh, seperti masalah halal-haram, sunnah-bidah, sah atau tidak dalam ibadah, dll, sehingga kita tidak berhak menghukumi. Mereka mengambil dalil: الحق من ربك فلا
Kitajuga menantikan berkat yang jauh lebih besar di masa depan. ( 1 Tim. 4:8) Yehuwa berjanji akan mengupahi hamba-Nya yang setia. Hal ini membuat kita lebih kuat menghadapi masa sulit. Karena yakin bahwa Yehuwa akan ”memberikan upah kepada orang yang dengan sungguh-sungguh mencari dia”, kita bisa tetap setia. — Ibr. 11:6.
. 393 325 289 410 145 389 474 156
allah yang memberi allah yang mengambil